Etika berjualan di komplek perumahan

Etika berjualan
Hal ini sepele namun benar benar sangat penting, saking utamanya sampai sampai bila disepelekan bisa muncul gesekan antar tetangga. Ada beberapa hal yang layak untuk diperbincangkan disini, namun hanya beberapa saja yang coba saya ulas sedikit. Semoga bisa menjadi bahan introspeksi bagi kita bersama, betapa rumitnya hidup bertetangga, tidak sekedar say hai hello apa kabar saja namun masih ada hal lain yang juga lebih penting, yaitu etika dan sikap.



Etika berjualan ada bermacam macam arti dan persepsi. Bagi sebagian orang hal ini tidak dianggap penting. Namun bagi saya yang notabene orang jawa tulen, etika adalah hal penting untuk menjaga silahturahmi dengan sesama.

Beretika dengan tetangga

Tetangga adalah juga merupakan keluarga kita. Saat tertimpa musibah, yang pertama kali menolong pasti orang yang ada di sekeliling kita, siapa lagi kalau bukan tetangga. Oleh karena itulah kita menganggap tetangga sebagai keluarga kita juga. Seperti halnya kita bersikap baik dengan keluarga, kita juga sama baiknya terhadap tetangga(dengan catatan saling menjaga tentunya, bukan menjatuhkan atau bahkan menikung dari belakang). Jagalah perasaan satu sama lain. Tenggang rasa, saling menolong saat kesusahan, sama sama senang saat berbahagia.
Tinggal di komplek perumahan biasanya ada beberapa yang mencoba mendirikan usaha kecil, misalnya warung sembako. Adalah wajar,lumrah bila warung yang kita dirikan berada di jalan besar yang dilalui oleh banyak orang termasuk yang bukan tetangga kita(belum kita kenal). Namun bagaimana bila warung kita ada di dalam lingkungan komplek yang notabene pembelinya hanya tetangga tetangga kita saja? Tentunya akan lain problematikanya. Umumnya bila letaknya agak berjauhan sebenarnya tidak menjadi masalah. Tapi jadi masalah bila letaknya hanya terpaut beberapa rumah atau beberapa meter saja. Pun sebenarnya tidak mengapa berdekatan ASALKAN sudah ada pembicaraan yang baik sebelumnya. Kalau orang jawa bilang = "kulonuwun" / permisi terlebih dahulu. Ini dinamakan etika berjualan antar sesama tetangga. Bila hal ini diutamakan maka bisa dipastikan tidak akan terjadi pergesekan hidup bertetangga.

Menjaga Ucapan

Lidah harus kita jaga. Artinya kita musti berhati hati dalam berucap. Orang lain yang mendengar akan mengingat ucapan kita sampai kapanpun, apalagi bila disaksikan banyak orang. Sebaiknya bila tidak yakin bisa menjaga lisan, lebih baik banyak mendengar dan bicara seperlunya. Mengucapkan pernyataan pribadi sama artinya mengumumkan sesuatu kepada umum. Bila sudah demikian, selalu ingatlah pernyataan itu sampai kapan pun dan jangan pernah merubahnya kecuali dengan kembali membuat pernyataan baru. Adalah sikap yang elegan dengan mengakui kekeliruan daripada diam dan berpura pura. Saya harap kita semua menyadari hal ini dan tidak menjadikan ini terulang pada diri kita.

Menolong/membantu tanpa pamrih

Lakukan pertolongan/bantuan tanpa mengharap imbalan apapun. Pun bila dipaksa diberi tidak mengapa kita terima karena mungkin itu sebagai ungkapan rasa terimakasih kepada kita. Oya, sebaiknya si pemberi maupun penerima imbalan tidak memperbincangkan / mengungkit imbalan tersebut kecuali perkataan yang baik baik dari si penerima. Sungguh hal kecil ini bisa menjadi bahan gunjingan apabila kelak di kemudian hari antar tetangga saling benci.

Demikian sedikit yang say ulas, mungkin tidak bermanfaat bagi beberapa orang, tapi saya yakin pasti ada yang mengapresiasinya dengan baik. Terimakasih.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Etika berjualan di komplek perumahan"

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.